Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Predikat sebagai wakil rakyat

Predikat sebagai wakil rakyat yang melekat pada jabatan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) seharusnya menjadi tanggung jawab menyambung aspirasi masyarakat kepada pemerintah.

Namun, bagaimana jika legislator lebih memilih menekuni kesenangannya ketimbang bertemu warga yang ingin menyampaikan keluh kesahnya? Seperti yang terlihat dalam demonstrasi puluhan mahasiswa dari Universitas Negeri Makassar (UNM) dan UIN Alauddin di Kantor DPRD Makassar yang memprotes pemadaman listrik. Kendati terbilang isu sensitif karena menyangkut energi,unjuk rasa ini tidak direspons anggota Dewan.

Sebaliknya, sejumlah anggota DPRD malah asyik bermain catur. Pantauan media, puluhan mahasiswa yang mendatangi Kantor DPRD Makassar, sekitar pukul 14.30 Wita, hanya bisa berteriak-teriak di depan ruang-ruang komisi untuk menyuarakan aspirasinya. Awalnya, mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Makassar itu sempat naik ke lantai dua kantor DPRD dengan mendatangi ruangan ketua.

Akan tetapi, tidak seorang pun legislator yang mereka temui. Tidak menemukan legislator di lantai dua, puluhan mahasiswa itu kemudian turun ke lantai satu di mana terletak ruang-ruang komisi, ruang Badan Anggaran serta ruangan Sekretariat DPRD. Mahasiswa sempat menyisir ruang-ruang komisi, tetapi pintu-pintu ruangan tertutup rapat dan tidak seorang pun anggota Dewan yang menerima aspirasi mereka.

Padahal,sekitar pukul 14.30 Wita itu terdapat sejumlah agenda DPRD yang melibatkan banyak anggota Dewan. Salah satunya agenda rapat kerja di Komisi A yang berlangsung rapat komisi maupun rapat panitia khusus (pansus) tentang rancangan perda prasarana, sarana, dan utilitas (PSU) atau rancangan perda yang mengatur tentang fasilitas umum dan fasilitas khusus. Sementara itu, di ruang Komisi D DPRD Makassar, terlihat dua legislator tengah asyik bermain catur, dan tak peduli dengan unjukrasa.

Dua legislator tersebut yakni Nelson Marnansi Kammisi dari Fraksi Makassar Bersatu (PDS) dan Hamzah Hamid dari Fraksi Partai Amanat Nasional, justru asyik terlihat bermain catur dan tidak berinisiatif menerima aspirasi mahasiswa. Hamzah mengaku kalau dia memang bermain catur.

“Lagi tak ada kerjaan jadi santai tidak apa-apa. Selain itu, menerima aspirasi mahasiswa itu adalah tugas pimpinan Dewan,”ujar Wakil Ketua Komisi D DPRD Makassar itu Sementara itu, mahasiswa melalui pengeras suara menuntut dukungan DPRD ikut mendesak PT PLN Sultanbatara secepatnya mengatasi pemadaman bergilir yang kerap terjadi belakangan ini dan mendesak PLN segera mencari solusi.

“Mana anggota Dewan semua ini,kami mau menyampaikan aspirasi,tapi tidak ada.Ini kantor mereka, mana mereka itu. Masa tidak ada yang berkantor,”teriak salah seorang pengunjuk rasa, kemarin.